serdadu.id – Militer Indonesia telah menjadi salah satu kekuatan yang diakui secara regional maupun global. Seiring dengan perkembangan politik, ekonomi, dan teknologi, posisi militer Indonesia dalam peringkat global juga terus berubah. Tahun 2024 membawa tantangan baru sekaligus kesempatan bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memperkuat posisinya di panggung dunia.
Artikel ini akan mengulas ranking militer Indonesia 2024 berdasarkan berbagai faktor penting, dari kapasitas personel hingga alutsista (alat utama sistem persenjataan), serta langkah-langkah yang dapat mendukung kemajuan kekuatan militer Indonesia di masa mendatang.
Peringkat Global Militer Indonesia di 2024
Berdasarkan Global Firepower Index (GFI) yang menjadi standar peringkat kekuatan militer dunia, Indonesia telah menunjukkan performa yang konsisten. Di tahun 2023, Indonesia berada di urutan ke-13 dunia dari total 145 negara yang dinilai, dan menjadi salah satu kekuatan militer terbesar di kawasan Asia Tenggara. M
enurut data terbaru pada 2024, Indonesia diperkirakan mempertahankan posisi tersebut, bahkan berpotensi naik satu peringkat berkat beberapa inisiatif strategis dalam penguatan militer.
Peringkat GFI mempertimbangkan lebih dari 50 faktor, mulai dari jumlah personel, anggaran militer, hingga ketersediaan senjata dan alutsista. Indonesia meraih skor yang cukup tinggi pada aspek jumlah personel dan kapasitas pertahanan domestik, namun menghadapi tantangan pada teknologi dan modernisasi peralatan.
Meski begitu, TNI tetap memiliki posisi yang kuat berkat berbagai upaya modernisasi alutsista dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
Faktor Utama yang Mempengaruhi Ranking Militer Indonesia
- Jumlah Personel Militer
Indonesia memiliki keunggulan dari sisi jumlah personel aktif dan cadangan. Dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki potensi rekrutmen yang besar pula untuk militer. Pada 2024, TNI mencatatkan sekitar 400.000 personel aktif dan lebih dari 400.000 personel cadangan, yang menjadikannya salah satu angkatan militer dengan jumlah personel terbanyak di Asia Tenggara. - Anggaran Pertahanan
Anggaran pertahanan Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang dialokasikan untuk memperkuat peralatan dan teknologi militer. Pada tahun 2024, anggaran pertahanan Indonesia mencapai sekitar USD 9,4 miliar, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung kekuatan TNI. Dana ini dialokasikan untuk meningkatkan persenjataan modern dan memperbarui beberapa alutsista yang usianya sudah cukup tua. - Modernisasi Alutsista
Indonesia terus memperbarui persenjataan dan peralatan tempurnya, termasuk pembelian jet tempur, kapal perang, dan kendaraan taktis. Modernisasi yang sedang dilakukan antara lain melalui kerja sama dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Prancis. Program pengadaan jet tempur Rafale dan kapal selam kelas Chang Bogo adalah contoh langkah konkret untuk memperkuat daya tempur udara dan maritim TNI. - Teknologi dan Kemandirian Industri Pertahanan
Di era modern ini, kekuatan militer juga diukur dari kemampuannya dalam mengembangkan teknologi militer dan kemandirian industri pertahanan. Indonesia sedang berusaha meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri dengan dukungan BUMN pertahanan seperti PT Pindad dan PT PAL Indonesia. Beberapa proyek lokal, seperti produksi senjata ringan dan kapal patroli, menunjukkan kemajuan signifikan meskipun tantangan pada teknologi tinggi seperti drone dan sistem pertahanan udara masih menjadi pekerjaan rumah bagi TNI.
Potensi Kekuatan TNI di Kawasan Asia Tenggara
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. TNI memainkan peran penting dalam patroli perbatasan, terutama di wilayah Laut Natuna Utara yang sering menjadi titik panas akibat sengketa klaim wilayah dengan beberapa negara tetangga.
Kekuatan maritim Indonesia terus ditingkatkan untuk mengamankan kepentingan nasional di perairan yang kaya akan sumber daya alam ini.
Keikutsertaan TNI dalam latihan gabungan dengan negara-negara ASEAN, serta kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat dan Australia, membantu meningkatkan kemampuan operasional dan daya saing TNI di kawasan. Keterlibatan ini tidak hanya menambah pengalaman tempur, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Tantangan yang Dihadapi Militer Indonesia
- Ketergantungan pada Alutsista Lama
Meskipun ada langkah-langkah modernisasi, sebagian besar alutsista Indonesia masih tergolong usang. Beberapa peralatan seperti pesawat tempur F-16, kapal perang, dan tank membutuhkan pembaruan. Untuk mengatasi ini, Indonesia sedang berupaya menggandeng berbagai mitra internasional guna mempercepat modernisasi. - Keterbatasan Teknologi Canggih
Teknologi canggih seperti sistem pertahanan udara, radar, dan pengintaian masih menjadi kelemahan yang harus diperhatikan. Ketergantungan pada impor juga menjadi hambatan dalam membangun kemandirian militer. Investasi lebih dalam penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang pertahanan sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan ini. - Situasi Geopolitik yang Kompleks
Posisi Indonesia yang strategis membuatnya sering kali berada dalam dilema antara menjaga netralitas dan membangun aliansi strategis. Ketegangan di Laut China Selatan menjadi tantangan tersendiri, di mana Indonesia harus menyeimbangkan hubungan baik dengan China dan negara-negara lain yang memiliki kepentingan di kawasan tersebut.
Langkah-Langkah yang Dapat Meningkatkan Peringkat Militer Indonesia
Untuk terus meningkatkan peringkat militer, ada beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh Indonesia, antara lain:
- Meningkatkan Anggaran dan Efisiensi Penggunaan Anggaran: Pemerintah perlu terus mendukung anggaran pertahanan yang memadai, disertai dengan pengawasan dan alokasi yang tepat untuk modernisasi dan perawatan alutsista.
- Memperkuat Kerja Sama Internasional: Meningkatkan kolaborasi dengan negara-negara maju dalam bidang militer dapat mempercepat transfer teknologi dan mengurangi ketergantungan pada impor alutsista.
- Mendorong Kemandirian Industri Pertahanan: Pemerintah harus mendukung industri pertahanan dalam negeri agar mampu memproduksi alutsista secara mandiri. Langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya saing Indonesia.
- Fokus pada Teknologi dan Cybersecurity: Selain modernisasi fisik, Indonesia juga perlu fokus pada pengembangan teknologi pertahanan siber yang semakin krusial dalam menjaga keamanan negara.
Kesimpulan
Peringkat militer Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan kekuatan yang cukup solid di kancah internasional, dengan berbagai inisiatif modernisasi dan peningkatan kapasitas yang sedang berlangsung. Namun, untuk meningkatkan peringkat dan memperkuat daya saing di tengah tantangan global, dibutuhkan upaya kolektif dari pemerintah, militer, dan industri pertahanan.
Indonesia perlu terus memperkuat alutsista, meningkatkan keterampilan personel, serta mendorong kemandirian di bidang teknologi militer. Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan militer yang tidak hanya diakui di Asia Tenggara, tetapi juga di tingkat dunia.