serdadu.id – Sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Presiden RI Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat industri pertahanan dalam negeri. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, Prabowo memberi instruksi kepada para menteri kabinetnya untuk menggunakan kendaraan dinas produksi PT Pindad, sebuah kebijakan yang mencerminkan semangat kemandirian di sektor pertahanan Indonesia. Komitmen ini semakin jelas terlihat ketika Prabowo memilih Maung Garuda sebagai kendaraan kenegaraan untuk presiden.
Maung Garuda, yang memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga 70 persen, menjadi simbol penting dalam mendorong penguatan industri nasional. Menurut pengamat militer Khairul Fahmi, tingginya kandungan lokal pada Maung Garuda adalah pencapaian yang signifikan di tengah upaya Indonesia mengurangi ketergantungan pada komponen impor.
“Standar ini cukup membanggakan, mengingat bahkan negara besar seperti Amerika Serikat masih menghadapi tantangan dalam mencapai kemandirian penuh di sektor pertahanan,” ujar Fahmi.
Menilik Perbandingan Global
Sebagai perbandingan, Fahmi menjelaskan bahwa kebijakan “Buy American” di Amerika Serikat menargetkan peningkatan TKDN produk pertahanan hingga 75 persen pada 2029. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pemerintah membeli lebih banyak produk lokal guna menciptakan lapangan kerja dan memperkuat sektor industri domestik.
Namun, bahkan AS, yang memiliki industri pertahanan maju, tetap harus mengimpor komponen strategis seperti semikonduktor dan material khusus.
“Program ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat kandungan dalam negeri tinggi adalah tujuan utama, pencapaian ini bukan perkara mudah dan memerlukan pengembangan bertahap pada rantai pasokan,” ujar Fahmi lebih lanjut.
Maung Garuda dan Tantangan Industri Pertahanan
Dengan kandungan lokal sebesar 70 persen, Maung Garuda menunjukkan potensi besar untuk mendukung kemandirian sektor pertahanan Indonesia. “Artinya, kita memiliki peluang untuk menghasilkan kendaraan taktis dengan ketergantungan yang lebih sedikit pada komponen impor,” tegas Fahmi.
Kendaraan Maung Garuda, yang diproduksi oleh PT Pindad, dirakit dengan pendekatan assembling dan karoseri. Proses ini mencakup kombinasi komponen lokal dan impor, di mana perakitan dilakukan dengan fokus pada adaptasi dari basis militer ke kebutuhan sipil. Meski TKDN 70 persen tergolong tinggi dalam konteks pertahanan, pengembangan komponen kompleks seperti mesin dan sasis masih melibatkan kolaborasi global.
Fahmi menambahkan bahwa industri pertahanan Indonesia, melalui Maung Garuda, telah menunjukkan kemampuan untuk berkontribusi terhadap kemandirian ekonomi dan teknologi nasional. “Namun, kolaborasi dengan mitra global tetap diperlukan, terutama untuk beberapa komponen strategis,” katanya.
Produksi Maung Garuda dan Peluang Masa Depan
Dalam aspek produksi, PT Pindad memfokuskan pada proses perakitan dan karoseri. Dengan langkah ini, Maung Garuda tidak hanya memenuhi standar kualitas pertahanan, tetapi juga adaptif terhadap kebutuhan kendaraan sipil yang memiliki daya tahan tinggi, terutama bagi pejabat pemerintah.
Fahmi juga mencatat bahwa proses assembling ini melibatkan inovasi dalam memenuhi standar pertahanan dan kebutuhan sipil, termasuk pada sisi desain dan performa. “Dengan langkah ini, kita memperkuat kemampuan dalam negeri untuk memproduksi kendaraan taktis yang tidak hanya tangguh di medan militer, tetapi juga dapat diandalkan dalam situasi sehari-hari,” ungkapnya.
Mendorong Kemandirian Ekonomi
Melalui pengembangan Maung Garuda, PT Pindad dan TNI telah membuktikan bahwa Indonesia mampu melangkah lebih jauh menuju kemandirian industri pertahanan. Dengan terus meningkatkan kandungan lokal, kerja sama antara pemerintah, industri, dan pihak terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan.
Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong lahirnya inovasi baru dan memperkuat kemampuan dalam negeri. “Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan sinergi berbagai pihak, kita memiliki potensi besar untuk meningkatkan kemampuan nasional dan bersaing di tingkat internasional,” tutup Fahmi.