serdadu.id – Perang di Ukraina telah memicu perubahan besar dalam konsep dan pengembangan kendaraan tempur, termasuk kebangkitan kembali tank ringan (light tank).
Sebuah lembaga think tank dari Rusia, Centre for Analysis of World Arms Trade (CAWAT), mengungkapkan bahwa saat ini merupakan momen kebangkitan tank ringan, terutama setelah pengaruh dari konflik di Ukraina yang mengubah pola kebutuhan taktis di medan perang modern.
Tidak hanya negara-negara berkembang, tetapi juga kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Cina, dan Rusia mulai mengembangkan varian terbaru tank ringan untuk memenuhi kebutuhan militer mereka.
Tank Ringan dalam Perang Modern: Mengapa Mereka Relevan?
Tank ringan dirancang untuk menjadi kendaraan tempur yang memiliki mobilitas tinggi, daya tembak besar, dan kemampuan untuk bertempur dalam berbagai kondisi medan. Di medan perang modern, di mana mobilitas dan kecepatan sangat penting, tank ringan menjadi pilihan yang ideal.
Salah satu aspek penting yang diperoleh dari konflik Ukraina adalah tantangan untuk melewati rintangan alam, seperti sungai, yang menjadi hambatan besar bagi tank utama (MBT).
Sebagai contoh, apabila jembatan hancur dan sungai menjadi halangan, MBT harus dilengkapi dengan sistem perlindungan yang memungkinkan mereka untuk bertahan, namun hal ini membutuhkan waktu dan rentan terhadap tembakan artileri. Di sinilah tank ringan, dengan mobilitas tinggi dan kemampuan untuk mengatasi medan sulit, menjadi lebih relevan.
Contoh Tank Ringan Modern: AS, Cina, dan Rusia
M10 Booker: Tank Ringan AS yang Memimpin Tren
Angkatan Darat AS (US Army) memulai pengembangan tank ringan modern dengan memperkenalkan M10 Booker, sebuah kendaraan tempur yang dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas pasukan.
Tank ini menggunakan senjata yang kuat namun tetap mempertahankan mobilitas tinggi, menjadikannya sangat cocok untuk medan perang yang dinamis. Konsep M10 Booker menunjukkan bahwa AS mulai serius mengembangkan tank ringan untuk mendukung berbagai jenis operasi, baik di dataran rendah maupun medan berbukit.
Tank Type 15LT dan VT-5 dari Cina
Cina juga terlibat dalam pengembangan tank ringan modern. Mereka meluncurkan Type 15LT, yang dirancang untuk beroperasi di dataran tinggi, serta varian eksporannya, VT-5, yang menawarkan kemampuan yang sangat baik dalam pertempuran.
Dengan desain yang kompak dan peralatan yang canggih, kedua tank ini memperlihatkan keunggulan dalam mobilitas dan kemampuan tempur jarak dekat, serta efektivitas dalam mendukung operasi militer di medan berat seperti perbukitan dan daerah tinggi.
Sprut-SDM1: Tank Ringan Rusia yang Inovatif
Bagi Rusia, Sprut-SDM1 menjadi andalan dalam kategori tank ringan. Tank ini dikembangkan sebagai penerus PT-76, tank amfibi yang pernah terkenal di masa lalu.
Sprut-SDM1 pertama kali dirilis pada tahun 2016 dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasukan Airborne Forces (VDV) Rusia, yaitu pasukan yang sering melakukan operasi di medan yang sulit dijangkau, termasuk melibatkan penyeberangan sungai dan pertempuran di wilayah berbukit.
Tank ini dilengkapi dengan meriam 125 mm dan kemampuan amfibi, membuatnya sangat fleksibel untuk digunakan dalam berbagai medan, baik darat maupun perairan.
Peran Tank Ringan dalam Sejarah Perang di Asia
Tank ringan seperti PT-76 dan pengganti modernnya, Sprut-SDM1, telah memainkan peran kunci dalam banyak konflik di Asia. Di Indonesia, PT-76 telah digunakan dalam operasi amfibi selama Operasi Seroja di Timor Timur pada dekade 1970-an.
Vietnam juga menggunakan PT-76 untuk melawan pasukan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam, memanfaatkan keunggulan tank amfibi ini dalam medan rawa yang sulit diakses oleh tank-tank konvensional.
Selain itu, dalam Perang India-Pakistan 1971, PT-76 digunakan oleh tentara India untuk menyeberangi sungai dan menghancurkan unit lapis baja Pakistan, meskipun musuh memiliki MBT yang lebih besar dan lebih kuat. Keberhasilan PT-76 dalam operasi amfibi ini menunjukkan bagaimana kendaraan tempur ringan dapat memberikan keuntungan taktis yang besar dalam situasi tertentu.
Sprut-SDM1: Masa Depan Tank Ringan Amfibi
Setelah memensiunkan PT-76 pada 2015, Rusia kini mengandalkan Sprut-SDM1 sebagai penerus tank ringan amfibi. Dikenal sebagai “Next Generation PT-76”, Sprut-SDM1 dirancang dengan berbagai fitur canggih, seperti meriam 125 mm, kemampuan amfibi, dan mobilitas tinggi yang memungkinkan tank ini beroperasi di berbagai jenis medan.
Sebagai kendaraan tempur yang ringan, Sprut-SDM1 memiliki bobot sekitar 18 ton, yang memungkinkannya bergerak lebih cepat daripada MBT, namun tetap memberikan daya tembak yang cukup kuat untuk mendukung pergerakan pasukan.
Tank ini juga dilengkapi dengan dua waterjets, yang memungkinkan Sprut-SDM1 melaju di air dengan kecepatan hingga 7 km per jam, sebuah kemampuan penting bagi operasi amfibi yang sulit dijangkau oleh tank utama. Dengan kemampuan menembak sambil bergerak di air, Sprut-SDM1 menjadi pilihan yang ideal untuk mendukung pasukan dalam pertempuran lintas medan, baik di darat maupun perairan.
Tank Ringan sebagai Kunci Mobilitas dan Fleksibilitas
Kebangkitan tank ringan, yang ditandai dengan pengembangan tank seperti Sprut-SDM1, M10 Booker, dan Type 15LT, merupakan respons terhadap kebutuhan baru dalam taktik perang modern yang menuntut mobilitas tinggi dan kemampuan bertempur dalam berbagai kondisi medan.
Tank ringan tidak hanya cocok untuk negara-negara berkembang, tetapi juga bagi kekuatan besar seperti Rusia, Amerika Serikat, dan Cina, yang mulai mengandalkan kendaraan tempur ini untuk meningkatkan daya tempur pasukan mereka.
Sebagai kendaraan yang mampu beroperasi di medan sulit, tank ringan seperti Sprut-SDM1 menjadi kunci dalam memperkuat fleksibilitas dan efektivitas pasukan di medan perang yang semakin kompleks dan dinamis.